EMNAGIDON (HERBAL LANCAR HAID, HAID TIDAK TERATUR, NYERI HAID)

KHASIAT: Mengobati gangguan haid, tidak datang bulan, haid tidak teratur, mual dan nyeri (pegal linu) karena haid, menghilangkan darah kotor, melancarkan haid dan stamina tubuhATURAN KONSUMSI
3×2 kapsul/hari, 30 menit sebelum atau 1 jam setelah makan KOMPOSISI
  • Curcuma domestica
  • Foeniculum vulgare
  • Zingiber officinale
  • Kaempferi galanga
Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata pada usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulator).
PEMESANAN :
CP : 087838343499/ 085726137139
Pin BB : 28ABB051/ 7500907B
Rp.  120.000
http://herbafarmasi.com/
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 kira-kira 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku disebabkan fibrinolisin.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat dipanggul atau merasa nyeri (disminore). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.
Menarche terjadi ditengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause).
Gangguan Haid dan Siklus Haid
Terjadinya menstruasi atau haid merupakan perpaduan antara kesehatan alat genitalia dan rangsangan hormonal yang kompleks yang berasal dari mata rantai aksis hipotalamus-hipefisis-ovarium. Oleh karena itu, gangguan siklus haid dan gangguan haid dapat terjadi dari kelainan kedua faktor tersebut.
Beberapa bentuk kelainan haid dan siklus haid masa reproduksi aktif sebagai berikut :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
a. Hipermenorea atau menoragia
Hipermenore adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Jadwal siklus tetap, tetapi kelainan terletak pada jumlah perdarahan lebih banyak dan dapat disertai gumpalan darah. Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium pada waktu haid (irregular endometrial shedding), dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium yang biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.
Terapi pada hipermenore pada mioma uteri niscaya tergantung dari penangan an mioma uteri, sedangakan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri atas kerokan. (Wiknjosastro H,et-a1,1999)
Menghadapi kejadian tersebut bidan dapat melakukan tindakan diantaranya :
a. Memberikan pengobatan ergometrin tablet/suntikan
b. Klien agar melanjutkan pemeriksaan
c. Melakukan konsultasi ke Dokter puskesmas, merujuk penderita ke Dokter ahli kandungan, merujuk penderita ke Rumah Sakit. (Manuaba,l998:398)
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan /atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah meomektomi), pada gangguan endoktrin, dan lain-lain, kecuali biia ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mvngganggu fertilitas.
Kelainan Siklus 
a. Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Haid yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis dan sebagainya.
b. Oligomenore
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Peradangan pada oligomenorea dan amenorea seringkali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
c. Amenorea
Arnenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut¬turut. Terdapat dua bentuk amenorea, yaitu :
1. Amenorea primer;bila tidak datang bulan sejak bayi sampai mencapai umur 18 tahun atau lebih.
2. Amenorea sekunder; pernah mendapatkan haid tetapi berhenti berturut-turut selama tiga bulan.
Penyebab amenorea cukup yang banyak berkaitan dengan :
1. Keadaan fisiologis
 Sebelum menarche§
 Hamil dan laktasi amenorea§
 Menopause§
2. Gangguan pada aksis-hipotalamus-hipofisis-ovarium pada :
 Ovarium§
 Hipofisis§
 Hipotalamus§
3. Kelainan kongenital
4. Gangguan sistem hormonal
Menstruasi merupakan hasil kerjasama kelenjar endokrin yang komleks. Karena itu bila terjadi gangguan sistem hormonal dapat terjadi amenorea. Dalam menghadapi keadaan amenorea, kecuali fisiologis, sebaiknya bidan melakukan konsultasi dan merujuk penderita sehingga mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang adekuat.
3. Perdarahan diluar haid
Metroragia
Merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia. Perdarahan terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. Metroragia atau menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organic pada alat genital atau oleh kelainan fungsional.
Sebab-sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada :
a) serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma sevisis uteri.
b) Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis, uteri, sarcoma uteri, mioma uteri.
c) Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba;
d) Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.
Sebab-sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause.
Patologi
Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus liteum. Akibatnya terjadilan hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penjelasan ini masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional.
Pembagian endometrium dalam endometrium jenis non sekresi penting artinya, karena , karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari yang uvoltoar, klasifikasi ini mempunyai nilai-nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar, gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuscular, vasomotorik, atau hematoogik, yang mekanismenya be,um seberapa dimengerti, sedangkan perdarahan anovulaoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin.

Tidak ada komentar: